Jumat, 28 Mei 2010
Langit tampak mendung, tapi tak mengurangi kegiatan apapun di hari itu. Semuanya tetap berjalan apa adanya hanya berbeda suasana saja. Diselimuti dengan awan mendung dan hawa dingin yang menyergap. Ah, perjalanan ini akan ditemani hujan pikirku, sudah terbayang bagaimana aku dan teman-teman basah kuyup diguyur hujan..ckckck. Perjalanan ini sudah direncanakan sejak seminggu yang lalu saat ku melihat kalender dan tampak tanggal merah, warna yang mencolok bila disandingkan dengan warna hitam. Ku baca keterangan di bawah pojok kiri kalender itu, tertera Hari Raya Waisak. Lumayan buat liburan pikirku, dan ;
Akhirnya, tepat pukul 07.30 WIB, aku bersama teman-teman sebut saja Nur Mahmudah, Trioni alias "Rara", dan Miftah bertolak ke Magelang lebih tepatnya ke rumah Fitri yang terletak di Borobudur sambil menikmati hari Raya Waisak di sana. Tapi melihat cuaca yang seakan tidak mendukung kami, rasa-rasanya semua itu hanya ilusi semata. Sesampainya di pertigaan Palpabang, jalan menuju Borobudur ditutup. Satu, dua, tiga bahkan lebih dari lima polisi berada di persimpangan itu, tanpa aba-aba kamipun dipanggil oleh polisi tersebut. Ditanya mau kemana, punya keperluan apa dan beberapa pertanyaan lainnya yang menurutku bertele-tele.
Tanpa banyak pikir kita langsung meneruskan perjalanan dengan lewat jalur lain yaitu jalan Blondo. Harus lewat pertigaan Blondo atau memutar jalan. Sungguh menyulitkan bagi kami sebenarnya lewat jalan tersebut, dikarenakan jalan tersebut bukan hanya rusak tidak mulus tetapi juga padatnyapun minta ampun. Kami harus mencari celah agar tetap bisa melaju, meliuk ke kanan dan kiri tak terelakkan. Ditambah ada jembatan yang lagi direnovasi, cukup membuat kita berlama-lama di jalan tersebut.
Setelah mengalami kemacetan yang lumayan (padahal hari masih pagi) kita samapi di pertigaan yang dicari. Kita memerlukan waktu sekitar sepuluh menit untuk samapi di tempat kami janjian dengan Fitri yang bertugas menjemput kita, karena tak ada seorang pun dalam rombongan tahu rumah Fitri. Lapangan Sawitan, itulah nama tempat janjian kita dengan Fitri. Keberuntungan masih menaungi kami, setelah tiba disana cuaca luar biasa cerah tak ada tanda-tanda mendung akan datang, dan jalan raya di pertigaan Mendut pun belum ditutup oleh Polisi, walaupun di tempat itu sudah ada beberapa polisi yang berjaga dan mengatur lalu lintas agar mengurangi kemacetan yang terjadi.Memasuki desa Candirejo (nama desa Fitri bernaung) udara dingin langsung menyergap kami. Tak lupa udara yang sejuk membuat kami ter-refresh dari segala kepenatan. Banyak pohon cemara yang tinggi dan hijau di sepanjang jalan, tak hanya itu terdapat juga bukit-bukit kecil yang hijau permai melihat kami dari singgasannya. Subhanallah luar biasa pemandangan ini. Tak ingin pergi dari tempat itu, ingin rasanya waktu berhenti sejenak dan menikmati pemandangan yang jarang dijumpai di perkotaan.
Kamipun disambut dengan hangat oleh keluarga Fitri ketika tiba di rumah. KArena kita lumayan capek, diputuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan dengan mendaki Candi Borobudur. Selepas Dzuhur kamipun berangkat menuju candi, busyet dah macetnya. Sudah panas ditambah macet, lengkap sudah penderitaan kita. Walaupun harus berdesak-desakan dengan yang lain kamipun merangkak sedikit demi sedikit maju menuju tempat parkir. Di tempat parkirpun tak kalah ramainya, jalan yang seharusnya lapang dan lebar menjadi sempit digunakan untuk tempat parkir sepeda motor dan bus yang bersal dar luar kota. RAMAI, itu kata yang keluar dari mulutku.Bersusah payah kita masuk lewat pintu masuk candi, walaupun harus kita akui kita adalah "penyusup",ckckck. Maaf ya pak satpam, petugas yang minta karcis kita masuknya ndag bayar ^_^, habisnya tiket yang harus dibeli oleh seseorang yang ingin masuk candi berharga 25 ribu, bayangkan saja setiap anak harus keluar uang sebesar itu, kita sebagai anak kost kitapun harus pikir-pikir untuk menggunakan uang tersebut. Akhirnya dengan bantuan salah satu pedagang di Taman Candi kita dapat masuk dengan Gratis Prend (^_^)
Tapi semua itu belum selesai, kita harus melewati Check Security sebelum melangkah lebih jauh ke candi. Dan kesialanpun dimulai dari itu, setelah melewati Check Security, tiba-tiba kita ditanya oleh seorang satpam. Ditanya-tanya dengan dalil untuk keamanan, tapi menurutku itu hanya keisengan satpam tersebut. Pertanyaan yang menyudutkan kami untuk mengaku bahwa kami masuk tanpa membayar pun dilontarkan, tetapi dengan kecerdikan kami satpam itu kalah dan mengizinkan kami mendaki candi.Tetapi kami berterimakasih juga kepada bapak satpam tersebut karena dapat informasi bahwa gerbang untuk mendaki ke candi akan ditutup tepat pukul 14.00 WIB, terima kasih ya pak..?!?Sesampainya di atas candi, langsung deh narsis dimulai, mulai dari foto-foto yang g penting sampai yang konyol dilakuin.
Tapi paling g kami senang dan bangga bisa sampai di atas candi, foto di altar para umat budha bersembahyang dan meminta doa.
TERIMA KASIH JUGA BUAT KELUARGA FITRI YANG TELAH MENAMPUNG ENI, NUR,RARA DAN MIFTAH SELAMA SEHARIAN._semoga mendapatkan balasan yang baik dan setimpal_amien......!!!
0 komentar:
Posting Komentar