Perjalanan ke Sri Gethuk Slideshow: Aenis trip to Yogyakarta, Java, Indonesia was created by TripAdvisor. See another Yogyakarta slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Book Review : SERIBU KERINDUAN ~


“SERIBU KERINDUAN”


Sinopsis :
“ Sudah, jangan lagi kamu menghakimiku. Jangan lagi kamu memperolokku. Percuma saja. Aku sudah tak bis amerasakan apa-apa lagi, kecuali rasa kebas ini. Dan sekarang, biarlah kehidupan memilihkan jalan untukku. Menjadi pelacur.”
Renata, seorang fashion editor dengan karier cemerlang di kantornya, harus pasrah pada keadaan. Setelah berpisah dengan Panji, lelaki yang sudah dipacari selama empat tahun karena perjodohan biadab itu, dia pergi ke semua tempat yang pernah mereka singgahi untuk menelusuri jejak-jejak kebersamaan. Hidup menjadi sangat membosankan baginya, karena hari-harinya kini hanya dihabiskan untuk mengenang Panji. Dia pun lantas memilih menjadi pelacur, karena dengan profesi barunya itu, dia kembali merasa dicintai, dihargai, dibutuhkan, dan disanjung.

Namun, ia sadar, menjadi pelacur hanyalah sebuah persinggahan sebelum dia benar-benar melanjutkan hidup sesuai dengan keinginannya. Lantas, kehidupan seperti apa yang sebenarnya ingin dijalaninya? Tanpa Panji? Bisakah?

Seribu Kerinduan - Karya Herlina P. Dewi, ini bercerita tentang Renata, seorang fashion editor. Menjalin cinta dengan seorang pria yang berasal dari Jogja bernama Panji. Setelah menjalin hubungan selama empat tahun, akhirnya Renata putus dengan Panji karena orangtua Panji tidak merestui perbedaan status sosial dan budaya. Hingga akhirnya Panji dijodohkan oleh orangtuanya dengan Ayu, perempuan yang dianggap sejajar dengan keluarga Panji. Ditinggal Panji, Renata mulai hilang pegangan yang dimana setiap harinya Panji selalu menemaninya, sekarang yang ada cuma kesendirian. Melupakan kenangan yang sudah ada selama beberapa tahun dalam hitungan hari itu tidaklah mudah, bahkan mustahil. Pekerjaan Renata berantakan dan dalam pelariannya bertemu dengan seorang pria, Dion. Bukan Cuma itu Renata pun memilih jalan menikung, menjadi perempuan panggilan alias pelacur. karena dengan profesi itu Renata merasa dihargai, dibutuhkan dan dicintai. Tapi apakah jalan hidup seperti itu yang ingin dijalani oleh Renata?

Pertama kali lihat di toko buku, dengan cover berwarna tidak cerah berlatar belakang seorang perempuan yang duduk sendirian dan tidak lupa sebuah payung menemaninya. Sedih, kelam, misterius dan merasa sendu. Itu adalah kesan pertama yang saya lihat. Dari sinopsis novel tersebut belum nampak model novel yang seperti apa. Tetapi saya dapat membayangkan cerita yang ada di novel ini pasti seru, tidak jauh dengan cinta, patah hati, karir dan persahabatan.

Karakter di novel ini juga dapat dipahami dengan baik dan mengungkapkan berbagai ekspresi dari pembaca. Pertama, Renata yang mempunyai karir bagus tetapi harus dikeluarkan dari pekerjaannya karena patah hati dan berjuang kembali menjalani hidup walau harus menjadi seorang pelacur, walau hanya untuk sementara sebelum dia benar-benar menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya.
“ Dan sekarang, biarlah kehidupan memilihkan jalan untukku. Menjadi pelacur”- Renata
Kedua, tokoh Panji diciptakan sebagai seorang yang patuh serta taat kepada orang tua dan rela meninggalkan orang yang dicintainya, walau akhirnya kebenaran akan terkuak. Bukan hanya pada satu tokoh, tapi Ayu, Dion, dan teman-teman yang lainnya pun juga sangat berperan penting walau bukan merupakan tokoh utama.

Alur cerita yang disajikan mudah dipahami, bahasanya lugas dan romantis. Selain itu tentang budaya Jawa dan Sunda disinggung, jadi tidak berfokus kepada cinta melulu. Yang saya kagumi dari novel ini cara penulis menceritakan tokoh dan kejadian-kejadian yang tidak selalu terlihat “kebetulan”, luwes, natural sehingga membuat novel ini tampak sempurna.

Novel ini merupakan bacaan yang bisa dibaca oleh siapapun, walau mungkin kurang pas jika anak SMP membacanya. So, apakah Renata benar-benar bisa melupakan sosok Panji dalam hidupnya dengan menjadi pelacur? Penasaran? Beli bukunya sekarang atau pinjam punya teman dan baca sampai akhir....:)

Penulis                         : Herlina P. Dewi
ISBN                           : 978-602-7572-19-5
Tanggal Terbit             : 1 Nov 2013
Jumlah Halaman          : 249 halaman
Berat Buku                  : 250
Dimensi                       : 13 x 19 cm
Harga                          : Rp 43.000,-


Cahayamu Cahayaku


Tahukah kamu setiap kulewati jalan tak bercahaya aku ingin kamu berada disisiku, menemani jalanku melewati jalan itu. Aku takut kegelapan bakal menelanku mentah-mentah. Masih membekas sekali saat aku harus melewati jalan gelap itu sendirian, tidak ada cahaya dari lampu, bintang ataupun kunang-kunang yang selalu menghiasi jalanku. Semilir angin malam membuat tubuhku membeku, merinding untuk sesaat membuat aku berfikir ulang apakah aku harus kembali pulang saja ke jalan awal dimana aku memulai. Dimana ada cahaya disitu walau aku tidak memiliki cahaya yang ada di dirimu.Tapi aku sudah bertekad bahwasanya aku akan tetap melewati jalan gelap itu dan menginginkan kamu menemaniku.

Tahukah kamu, bahwa setiap inci dari jalan itu aku ingat betul dalam memori ingatanku. Begitu gelap dan mencekam, yang ada hanya suara hewan-hewan yang tak tahu wujudnya. Ku tengok kanan dan kiri,tidak ada yang menemani dan kusadari aku sendirian sepenuhnya.
Ah, biarlah pikirku sambil terus berjalan. Aku ingat ditempat ini, dipinggir sawah ini Engkau mulai mengajariku kehidupan, sekarang sawah itu berwarnakan gelap tidak seperti dulu hijau cerah mentrentamkan jiwa. Aku takut kembali kesana, aku ingin kamu menemaniku saat itu. Aku pun tetap meneruskan perjalanan dengan melangkah pelan-pelan, aku tau pasti ada lubang-lubang yang akan menjebakku di dalamnya. Tapi aku lupa bahwa aku tidak membawa sebuah cahaya sehingga aku ceroboh dan disinilah aku terjebak dalam lubang yang dibuat oleh-Nya. Aku terperosok di dalamnya, "Oh Tuhan aku takut kegelapan, Engkau tau itu!!!!! Kenapa Engkau lakukan ini kepadaku?????"cercaku dengan airmata yang tetap mengucur membasahi bajuku. Lama kurasakan perih dalam kakiku, dan Oh My GOD,kakiku berdarah dengan sobekan yang cukup lebar dan dalam. Aku menangis tergugu, mendekap kedua lututku. Menunggu pertolongan dan kuharap KAMU orang yang bakal menolongku. (T_T)

Tapi tanpa kusadari aku sudah menunggu terlalu lama pertolongan itu, hingga kusadari bahwa aku sendirian di jalan ini.Semakin gugup kurasakan dalam diriku, ku coba menenangkan diri dengan cara-cara seperti yang kulihat atau ku baca dan semuanya tidak berguna sama sekali. Aku berteriak sekencang-kencangnya agar ada orang yang mendengarnya entah siapapun itu, dan aku berharap KAMU yang mendengarnya. Namun, Kamu tidak mendengar teriakanku sama sekali. Ku coba berkali-kali sampai suaraku serak dan mulai habis hingga tenggoranku kering kerontang, kau tak pernah muncul untuk menolongku hingga akhirnya aku menyerah dengan kondisi ini.

Menyedihkan dan tragis memang, sampai aku harus mati menunggu dalam kesepian. Tapi apalah daya, kau tidak pernah mendengarkan permintaan tolongku, namun akutidak akan pernah menyesal untuk mengharapkanmu datang dan menolongmu. Hanya saja aku ingin Kamu tau bahwa AKU TAKUT KEGELAPAN !!!! Temani aku,,,,,!!!
Aku masih berada di dalam lubang hitam ini, hanya diam yang bisa kulakukan. Aku sudah kehabisan suara untuk menyebut namamu, mengertilah. Di dalam lubang ini aku tidak bisa mendapatkan cahaya apapun, bahkan mataharipun tidak sanggup menembusnya.
Mungkin hanya cahayamu yang bisa menembus kegelapan ini dan menyelamatkanku....

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "